Cerpen : Kecil Susah Besar Bahagia



Aku terlahir dari pasangan Susi dan Mulyono pasangan suami istri yang mempunyai dua orang anak satu perempuan dan satunya aku. Ayahku bekerja sebagai petani di sawah orang sedangkan ibuku bekerja sebagai petani pula di sawah tetapi dengan pemilik yang berbeda.



Bahrudin namaku aku anak paling petama dan paling diandalkan dikeluarga karena setelah ayahku meninggal sewaktu umurku tujuh tahun dan adikku yang masih berumur lima bulan,maka sejak itu aku yang membantu ibuku untuk mencari uang ,memang tidak pantas kedengarannya tapi memang itu nyataannya.

Aku harus rela untuk tidak melanjutkan bersekolah,walaupun disekolah aku adalah murid terpintar ,terajin dan terpercaya baik oleh guru maupun sesama teman,memang beruntung nasibku karna hanya aku yang pernah merasakan bangku sekolah sedangkan adikku tidak sempat merasakan yang namanya bersekolah.

Sebenarnya ibuku mampu untuk hanya menghidupkan dua orang anak tanpa bersekolah,tetapi sehari setelah ayahku meninggal ibuku mengalami lumpuh sementara , jika hanya untuk memasak ibuku masih mampu walupun harus menyeret-nyeret kakinya untuk sampai menuju dapur.

Setip pagi-pagi sekali aku pergi mencari ikan disungai untuk dijadikan lauk sarapan pagi,sungai yang letaknya tidak jauh dari rumhaku. Walaupun aku harus melawan hawa dinginnya air pegunungan didesaku,desa Sukamundur namanya , terletak di kaki gunung salak. Hal itu selalu aku lakukan setiap hari untuk dijadikan sarapan.

Sekitar pukul enam pagi aku pulang sambil membawa ikan hasil tangkapanku. Lalu diolahnya ikan tersebut,sambil menunggu masakan jadi aku pergi ke pasar untuk mencari uang tambahan untuk membeli beras atau untuk ditukarkan dengan jasaku.

Ya,setiap hari dari jam enam pagi sampai jam sembilan aku selalu membantu pa Jaya si juragan beras itu untuk mengangkut beras berasnya menuju truk pengiriman beras.Dari jam sembilan sampai jam dua belas siang aku mengambil getah karet. Dan aku dibayar dengan dua liter beras oleh pa Jaya dan lima belas ribu rupiah dari hasil mengambil getah karet.

Dan setelah bekerja aku menyempatkan untuk mrngikuti sekolah paket gratis yang ada di kecamatan yang ditujukan kepada orang orang yang tidak mempunyai ijazah,aku selalu menyempatkan membaca buku didesaku,ya ada sebuah perpustakaan yang didirikan oleh pemerintah,karna sikapk jujurku aku selalu diperbolehkan untuk membawa pulang buku dan untuk dibaca dirumah

Ibuku selalu berkata kepadaku

“Bahrudin,maafkan ibu karna kamu yang harus bekerja?”

Lalu bahrudin menjawab

“Iya bu,aku sangat mengerti dengan kedaan kita saat ini.”

Lalu ibunya berpesan

“Jika kamu besar nanti,dimanapun kamu, bagaimanapun kamu dan siapapaun kamu, kamu harus tetap menjadi orang jujur dan santun yah nak?”

“Iya bu,aku akan selalu memegang perkataan ibu sampai besar nanti.”

Sewaktu umurku beranjak manjadi dua puluh tahun,aku memutuskan untuk pergi merantau ke kota, dan meninggalkan adik serta ibuku. Dengan harapan dapat mengubah nasib keluarga , sambil terus mengingat perkataan ibunya,dengan modal nekad dia pergi.

Sesampainya di kota Jakarta,dia bingung harus bagaimana tapi,memang nasib anak baik mungkin,melihat Bahrudin yang luntang lantung dijalan,seorang paruh baya yang dari tadi memperhatikannya. Memberitahunya tentang lowongan kerja ,lalu ia mencoba mendaftar pekerjaan di hotel tersebut dengan hanya membawa ijazah sekolah paket tingkat SMK.

Lalu ia bekerja sebagai OB dengan sangat baik di hotel tersebut. Dia selalu mengembalikan barang apapaun ang tertinggal di kamar hotel.Bahrudin selalu memegang teguh perkataan ibunya untuk selalu bersikap jujur. Bahrudin selalu mengirimkan uang kepada ibunya setiap dia gajiaan.

Suatu hari ketika Bahrudin membereskan salah satu kamar,ia menemukan tas dan jam tangan ,saat ia ingin mengembalikan barang tersebut ke pihak hotel,ternyata sudah ada pemilik barang tersebut di ruangan kantor.

Melihat sikap jujur Bahrudin,maka pemilik tas tersebut memutuskan untuk menjadikan Bahrudin sebagai sopir dengan gajih yang lebiih besar.Lalu Bahrudin memutuskan untuk menerima tawaran tersebut.

Setelah kurang lebih tujun tahun bekerja dengan pa Bambang akhirnya Bahruudin diangkat untuk memegang salah satu perusahaan milik pa Bambang tersebut ,karena difikirnya Bahrudin adalah orang yang tepat dan karena usia pak Bambang yang sudah harus mencari pengganti pengelola perusahaan miliknya.

Akhirnya tak lama kemudian pak Bambang pun meninggal dan akhirnya pak Bambang mewariskan seluruh kekayaanya untuk Bahrudin,maklumlah pa Bambang merupakan bujangan tua kaya raya yang tinggal hanya sebatang kara bahkan sampai akhir hayat hidupnya pun pa Bambang tetap sendiri.

Akhirnya Bahrudin memutuskan untuk memboyong adik serta ibunya untuk berpindah ke Jakarta, tinggal di tempat yan lebih layak dan lebih baik.Sembari menghadiri restoran pertamanya miliknya sendiri , seluruh oran terdekatnya datang termasuk ayah Mulyono pak Bambang bahkan manager hotel ikut hadir di acara pembukaan restoran baru miliknya.

Karya : Desty Sulistiyanti

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Tulis Komentar Kalian

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel