Ini Dia Sejarah Pertama Kali Indonesia Ada Penomoran Plat Pada Kendaraan Kalian Harus Tahu


Aturan ini pertama kali muncul di Jawa yang saat itu baru saja diambil alih oleh pasukan Inggris dari Belanda antara tahun 1811 - 1816.

Inggris menguasai pulau Jawa setelah melakukan penyerangan dengan menggunakan 60 kapal dan berhasil menguasai Batavia pada 26 Agustus 1811 kemudian diteruskan dengan Kapitulasi Tuntang pada 18 September 1811 Belanda menyerahkan Indonesia kepada Inggris. Saat itu yang memimpin Indonesia adalah Stamford Raffles

Kebijakan selanjutnya yang dilakukan oleh Raffles yaitu dengan membagi wilayah Jawa menjadi 16 daerah karesidenan. Kebijakan ini dilakukan agar pemerintahan Inggris lebih mudah dalam melakukan pengawasan terhadap daerah - daerah di pulau Jawa.

Setiap residen tersebut dikepalai oleh seorang residen dan asisten residen. 16 Karesidenan tersebut diantaranya Madura, Banyuwangi, Besuki, Pasuruan, Surabaya, Gresik, Rembang, Jepara, Jipang-Grobogan, Kedu, Semarang, Pekalongan, Tegal, Cirebon, Batavia dan Banten. Untuk wilayah pedalaman yaitu pada Kasunana Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta wilayah tersebut meliputi Mancanegara Wetan dan Mancanegara Kilen.

Setelah menentukan 16 karesidenan, kemudian karesidenan tersebut dibagi menjadi wilayah kabupaten yang dipimpin oleh seorang bupati.

Bupati tersebut dibantu oleh seorang patih yang bertugas sebagai pengawas teritorial. Kepala residen membawahi bidang pemerintahan, peradilan serta pajak negara.

Negeri Belanda yang dikuasai oleh Perancis selama perang Napoleon membuat Inggris berusaha mencegah agar daerah koloni negara yang kini berada dibawah wilayah Perancis seperti Indies (sekarang Indonesia). Inggris dengan sekitar 15.600 tentara yang terbagi dalam 26 batalion yang masing-masing batalionnya diberi kode huruf sesuai abjad (A sampai Z).


Pasukan Inggris ini datang dari British India (sekarang India) dengan 150 kapal perang menuju Batavia.Singkat cerita setelah berhasil menduduki Batavia dan membuat peraturan mengenai arus berkendara (Hanya Inggris di Eropa dimana kendaraan berjalan di lajur kiri dan mendahului dari kanan), pasukan Inggris ini kemudian memberi tanda huruf B untuk kereta kuda dan kudanya untuk memberi tanda mana kawan mana lawan.

Mengapa huruf B? karena wilayah Batavia direbut oleh pasukan batalion B. Penomorannya sama seperti penomoran kendaraan sekarang dimana huruf B didepan diikuti dengan angka.

Hanya saja angka yang tercetak ada 5 digit dimana dibelakang angka tadi ditambah huruf A untuk Annex (tambahan) atau C untuk Cargo. Huruf dibelakang ini hanya terdapat pada kereta kuda sementara kuda yang ditunggangi tidak.

Setelah Batavia, wilayah yang selanjutnya diduduki pasukan Inggris ini adalah Banten yang dilakukan oleh pasukan batalion A. Pasukan A ini melakukan aturan yang sama persis seperti yang dilakukan oleh pasukan batalion B di Batavia.

Wilayah selanjutnya yang direbut adalah Surabaya (batalion L) dan Madura (batalion M) pada tanggal 27 Agustus 1811. Wilayah lainnya juga berhasil direbut oleh masing-masing batalion sesuai dengan huruf wilayah plat nomor kendaraan pada jaman sekarang.

Bagaimana dengan Kedu (Magelang), Yogyakarta, dan Surakarta (Solo) yang terdiri dari 2 huruf (AA, AB, AD) ?
Pada saat itu, ketiga wilayah tadi merupakan wilayah kerajaan Mataram yang merupakan negara merdeka tersendiri bukan merupakan wilayah Belanda. Kesultanan Mataram ini memilih menyerah dan bergabung dengan Inggris sehingga dikirimlah batalion A ditemani dengan batalion B untuk wilayah Yogyakarta sebagai backup.


Begitu pula untuk wilayah Surakarta (Solo) yang ditemani batalion D. Untuk wilayah Kedu, hanya ada batalion A tanpa ditemani batalion manapun. Untuk wilayah lainnya seperti Madiun dan Kediri, kolonel Rollo Gillespie yang memimpin batalion A ditemani oleh batalion E untuk Madiun dan G untuk Kediri. Tidak semua batalion ikut bertempur seperti batalion C, I, J, O, Q, U, V, W, X, Y dan Z karena difungsikan sebagai backup (reserve unit).

Setelah Jawa berhasil direbut Inggris, Sir Thomas Stanford Raffles kemudian membentuk wilayah administratif berdasarkan wilayah militer tadi. Wilayah administratif sipil ini diberi nama regency atau yang dikenal orang Indonesia sebagai karesidenan. Saat Belanda kembali pada 1816, Belanda kemudian melanjutkan sistem nomor polisi ini dengan menerapkannya ke Sumatera, Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi dan Maluku yang dimulai dari Sumatera Selatan.

Nah guys sudah tahu kan asal mulanya adanya penomoran pada plat nomor polisi kalian itu sudah ada dari jaman bangsa asing datang ke Indonesia. Semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan.

sumber : https://www.facebook.com/groups/bogorheritage/permalink/2693881567319029/
             : Henry Pangemanan Full (FB)

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Tulis Komentar Kalian

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel