Cerpen : Botol Pembawa Berkah



Bila ada yang bertanya, siapa preman paling kejam dikampung itu pasti semua warga menjawab “Bang Eky” iya itulah aku sebenarnya nama asliku adalah Rezky Arif Ardani. itu nama yang bagus tetapi berbeda dengan sikap ku yang sangat bengis,jahat, tidak pandang bulu sangat berbeda dengan sikap ku yang dulu. aku dikenal sebagai anak yang baik ,ramah,patuh terhadap orang tua. Jika kalian tahu aku adalah korban BULLYING oleh teman-teman ku saat aku masih sekolah.



Pada suatu malam saat aku baru pulang dari warnet sehabis mengerjakan tugas, aku berjalan menyusuri jalanan kampung yang sangat sepi, bukan karena warga sudah terlelap semua melainkan semua warganya sedang berkumpul diaula RT menonton layar tancap. Tiba tiba aku dihadang oleh 3 preman berwajah beringas. preman yang berparas ambon itu menodong ku dengan sebilah pisau yang sangat tajam, tetapi anehnya pisau yang ditodongkan malah terbalik belom sempat ku memberikan uangku preman ini jatuh pingsan mungkin saja ia sudah sangat teler. Sedangkan preman yang 2 lainya tertidur pulas dijalan maklum mereka bertiga sedang mabuk berat. Saat aku sedang mencoba memindahkan preman-preman itu ke pinggir jalan tapi hasilnya sia-sia namun, ada seseorang yang berjalan ke arah ku dengan langkah cepat orang ituberusaha membantuku memindahkan preman-preman yang sedang teler ke pinggiran jalan.


”Mereka teman-teman saya dik, kau tak apa-apa ? kamu tak perlu takut dengan mereka maklumi saja.oh iya, nama kamu siapa ?!” sambil berusaha menggeser badan preman gempal itu.

“tidak apa-apa bang,aku rezky panggil saja aku eky abang sendiri siapa? “ jawabku 

“saya Billy dik” kami berjabat tangan tanda perkenalan

***

Saat aku sedang menggayuh sepedaku sehabis pulang sekolah. sepeda yang setiap hariku bawa kesekolah dan sepeda ini menjadi teman yang setia bagiku *loh kok jadi curcol oke kita lanjut, tiba-tiba dari arah dibelakangku terdengar suara yang aku kenal memanggilku

“Eky..kyyy” itu suara sera-serak basah khas Bang Billy aku menoleh kebelakang benar saja ia yangsedari tadi mengejarku 

“ Ada apa Bang? Maaf tadi Eky tak mendengar kalau Abang memanggilku.” 

“iya tak apa-apa “ dengan tersenggal-senggal ia melanjutkan perkataan ya 

“oh iya ky, saya denger kamu sering dijahili oleh teman-teman kamu kamu mau belajar beladiri tidak agar kamu tak dijahili oleh merekalagi..” sejenak aku berpikir aku bingung akhirnya aku menjawab dengan pasti 

“ iya Bang mau” dengan senyum kegirangan kapan lagi ada yang mau mengajariku beladiri apalagi yang mengajariku mantan ketua preman dikampung ku 

“oke ,besok Abang tunggu di lapangan kampung” ucapnya sambil berlalu ..

Dengan kegirangan aku memacu sepedaku dengan secepat kilat .sesampainya dirumah seperti biasa aku mandi,makan, mengerjakan PR yang diberi guru ku disekolah setelah semuanya selesai, ku baringkan tubuhku yang lelah ditempat tidur. ku kira Bang Billy orang yang sejahat yang aku kira ternyata Ia orang yang sangat baik kepadaku.mungkin saja karena waktu itu aku menolong adiknya yang sedang sekarat di tengah jalan akibat korban tabrak lari untung saja nyawanya masih bisa tertolong. tanpaku sadari aku ketiduran sampai pagi.

Esoknya sehabis pulang sekolah,aku memacu sepeda dengan sangat cepat menuju lapangan kampung. Disana ku lihat bang Billy sudah menunggu lama. Bang Billy langsung mempratekkan cara beladiri, aku mulai mengikutinya saat disela-sela latihan,Bang Billy berpesan beladiri ini jangan disalah gunakan untuk hal-hal yang tidak baik. Aku yang semakin giat berlatih dan akhirnya aku mempunyai ilmu beladiri. 

Hingga pada saat jam istirahat disekolah ,aku yang sedang asyik menyantap baso diganggu oleh Gengyang paling ditakuti disekolah. Aku hanya diam saja sampai akhirnya terjadi keributan akibat salah satu ddari mereka menyiramkan minuman yang ia beli ke bajuku. Aku yang kesal langsung menonjoknya. Alex langsung tersungkur akibatnya kerasnya pukulanku. 

Tiba-tiba Pak Kepsek sudah ada diantara anak-anak yang mengelilingiku. dengan wajah marah, Pak Kepsek menyuruh kami berempat ikut ke ruangannya.diruangan beliau kami diintrogasi oleh Pak Kespek , tak berapa lama pak kespek menyuruh Alex dan teman-temanya keluar dari ruangan sedangkan ku tetap diruangannya 

“Eky..eky kenapa kamu tidak mengalah saja ? kamu tak tahu orang tua mereka siapa?!” sambil melototiku

“ Mereka selalu mengganggu saya pak,tidak tahu pak “

“walaupun begitu lebih baik kamu diam, orang tua mereka sangat berpengaruh disini mereka banyak membantu sekolah ini. Apalagi ayah dari Alex merupakan komite sekolah” 

Tanpa berfikir panjang Pak Kespek mengambil secarik surat dari lacinya dan diberikan kepadaku. Aku mulai membukanya

“loh kok.. Pak? Saya dikeluarkan? Apa tidak bisa dipikirkan lagi pak ” wajah ku langsung pucat pasi 

“ iya kamu dikeluarkan, apa yang perlu dipikirkan lagi kau pembuat masalah sekarang Cepat kamu tanda tangan surat itu !.” 

Dengan sangat berat hati aku turuti perintahnya aku juga tak ingin dikeluarkan dari sekolah, aku dikeluarkan dari sekolah bukan karena keributan dengan mereka tetapi, karena aku menunggak pembayaran sekolah selama 3 bulan.dengan lemas aku pulang kerumah sesampainya dirumah,Mama sangatlah berbeda dari biasanya hingga akhirnya mama tahu bahwa aku ribut disekolah dan mama mengusirku tanpa memberi uang ongkos untuk aku pergi. 

Aku yang sedang mumet berjalan menyusuri jalan didinginnya malam sampai aku di sebuah warkop aku duduk dan memesan kopi sambil menyeruput segelas kopi itu walauharus mengutang kepada ibu warkop. Aku terkejut pundak ku ditepuk oleh seseorang yang dulu ku kenal

“kemana aja bang ? sudah lama tak melihat abang ” tanyaku sambil menyeruput kopi panas itu

“ada bisnis ky diluar kota, kamu tumben keluar sampai semalam ini”

“iya bang , lagi mumet (menggaruk kepalaku ) Eky juga diusir dari rumah. oh iya bang ada lowongan pekerjaan ga ?”

“kenapa ky? bukannya kamu masih sekolah ky “ mengambil pesanan kopinya 

“iya bang, tadi siang dikeluarin gara-gara menunggak bayaran sekolah”

“oh begitu , yaudah besok ikut abang aja kita mengamen “sambil meniup kopi panas yang ia pesan 

“oke bang terima kasih ya bang ” 

“oke sama-sama besok jam 9 pagi abang tunggu diterminal”

“siap bang “ sambi berpamitan dengan dia 

Ya, itu bang Bro semenjak aku ikut dengan dia dan semenjak aku tak bersekolah lagi hidupku berubah 180⁰. Awalnya Aku diajak mengamen oleh Bang Bro tapi lama kelamaan hidup dijalan membuatku lupa diri.menghirup lem (Ngelem),menjadi pencuri, pemabuk, penodong, meminum obat-obatan terlarang, dan uang yang aku dapatkan ku pakai untuk membeli minuman keras, obat-obatan dan berhura-hura. Iya itu pelarian dari semua masalah yang datang kehidupku aku salah jalan aku hilap, sampai akhirnya Aku dipenjara karena ketahuan mencuri ayam jago milik Pak RT dan 2 bulan kemudian aku pun bebas dari penjara dan aku mulai bebenah diri menjadi lebih baik lagi.

Rasanya tak pantas orang memandangku sebelah mata, derajat keluarga yang aku jatuhkan. sangat membuat keluargaku malu mempunyai keluarga mantan napi,mantan preman kasihan mama harus menerima cemoohan orang –orang dengan sebutan “anak yang tak bisa diharapkan” untungnya mama adalah ibu yang sangat sabardan menurutku Ibu yang sangat hebat apalagi beliau menjadi orang tua tunggal bagiku dan walaupun aku seburuk apapun beliau tetap menyanyangiku. Beliau tetap berusaha menuntunku kembali kejalan yang benar.

Aku pun memikirkan apa yang harus aku lakukan untuk hidupku kedepan aku ingin merubah nasibku aku harus Bangkit (Moveon). Ketika Aku sedang merenungkan nasibku , aku tak sengajamelihat di tong sampah rumah banyak sekali botol bekas dan bungkus makanan, minuman & detergen. Muncullah ide untuk membuat sesuatu dari botol bekas & bungkus detergen itu yang pernah ku pelajari waktu aku masih sekolah. Dengan cepat aku mengambil pisau dan mulai membuat sesuatu. setelah sekian lama membolongi sana sini, berhadapan dengan cat pilox, berkutat dengan jarum jahitan jadilah sebuah lampu hias dan dompet tetapi tidak sesuai harapan model yang aku buat tidak bagus terkesan biasa saja. aku pun mengulang terus menerus , hingga mama tahu apa yang ku lakukan adalah hal yang sangat baik. Beliau terus mendukungku sampai akhirnya produk buatan tangan ini berhasil dibuat.

Hidup memang selalu ada cobaan, Tuhan ingin tahu seberapa kuatkah kita menghadapi cobaan tersebut ada maksud lain dibalik itu semua. Ia mencoba menjajakan produk – produknya ke toko- toko tetapi harapan tak sesuai kenyataan semua menolak produk yang ia tawari alasannya tidak laku dijual tetapi ia tidak putus asa dan tetap mengembangkan produk-produk yang ia buat. sampai akhirnya ada pameran produk-produk daur ulang yang disenggelarakan oleh pemerintah ia pun ikut andil dalam pameran itu. Ia menjajakan produk-produk daur ulang yang dibuat bersama Ibunya seperti dompet, tas, vas bunga, lampu hias dan masih banyak lagi produk itu pun dikemas secara menarik agar menjadi daya tarik pembeli, namun diluar kenyataan produk itu pun laku keras, sampai ada yang mengajak kerjasama untuk lebih memajukan usahanya. 

Uang yang ia dapatkan dari pameran tersebut sebagian uang itu ia tabung untuk melanjutkan pendidikan yang tertinggal dan sebagian lagi ia berikan ke Ibu untuk memberi keperluan sehari-hari.

Sampai akhirnya ia sukses dalam memajukan usahanya .banyak warga yang berdatang an untuk meminta pekerjaan atau pelatihan untuk belajar mendaur ulang barang bekas. Ia juga sangat senang dapat membantu warga disekitar daerahnya yang kurang mampu dalam memenuhi kebutuhan sehari –hari. hingga pada suatu hari ia mendapat piagam penghargaan dari pemerintah karena usahanya dapat menyelamatkan lingkungan. Ia juga membuka bank sampah untuk mengurangi sampah dan untuk menambah penghasilan kepada warga sekitar.


Karya : Meissy Indah Setiany

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Tulis Komentar Kalian

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel