Cerpen : Siomay Pak Nugroho

Sang raja cahaya pun  mulai terlihat dari tempat persembunyianya, embun bertebaran membasahi daun-daun hijau, burung-burung mulai berterbangan, dan suara ayam jago pun terdengar. Muncul sesosok laki-laki tua dipersimpangan jalan mengayuh sepeda ontel tuanya yang sedang membawa beban sebuah keranjang kecil, laki-laki itu secepat kilat mengayuh sepeda ontelnya kesebuah tempat pembawa rezeki bagianya.

 Dia adalah pak nugroho seorang kepala rumah tangga dengan 3 orang anak dan seorang istri yang sangat perhatian dan pengertian. Anak pertama pak nugroho bernama adit sekarang dia duduk di bangku SMA tepatnya kelas 2 SMA, anak keduanya ini sekarang menginjak kelas 1 SMP, anak ketiganya masih berumur 4 tahun. Keluarga pak ngroho tinggal di sebuah desa yang jauh dari keramaiyan kota. Keluarga pak nugroho termasuk kedalam keluarga yang miskin, perkerjaan pak ngroho sendiri hanyalah seorang penjual siomay keliling, sama halnya istrinya hayalah tukang buruh cuci di rumah bu izah orang terkaya di desanya. Tetapi keluarga pak nugroho sangat bersyukur atas apa yang telah diberikan tuhan kepada merka dan merka pun slalu bersemangat dalam menjalani hidupnya.

Setiap pagi sekali pak nugroho dan istrinya pergi bekerja. Pak nugroho pun bersiap-siap untuk berjualan siomay di SD mulya hati, siomay pak nugroho ini sangat terkenal karena rasanya yang khas dan halal tidak mengandung folmalin. Pada suatu hari ada seorang ibu-ibu datang menghampiri dia dan dia ingin memborong semua siomay pak nugroho, 

“Pak saya mau beli semua siomay bapak” kata ibu-ibu itu
“lohh..ko banyak sekali bu?untuk apa?” tanya pak nugroho
“siomay bapak enak sekali dan mempunyai rasa yang khas” jawab ibu-ibu itu
“iya terima kasih bu, ya sudahlah sebentar saya bugkuskan siomaynya bu”
“iya sama-sama pak”

Anak pertama pak nugroho itupun sangat cerdas,telaten dan paling megerti keadaan keluarganya. Pernah suatu hari ketika pak nugroho tidak bisa membayar uang SPP sekolah, adit pun harus putus sekolah, mala adit pun ingin membantu kedua orang tuanya, mendapatkan uang tambahan untuk biaya sekolah adik-adiknya dan untuk kebutuhan keluarganya. Adit pun meminta restu kepada kedua orang tuanya.

“Pak Bu, adit mau berbicara sesuatu”
“Bicara apa nak?”
“Begini pak bu,adit kan sudah besar dan sudah tidak bersekolah lagi,lebih baik adit mecari kesibukan dari pada dirumah menganggur saja”
“iya terus kamu mau gimana dit?”
“Bolehkah pak kalau saya berkerja?”
“Berkerja apa kamu nak?”
“Kalau itu saya belum memikirkan yang terpenting bapak dan ibu mengijinkan saya untuk berkerja”
“Kalau itu sudah menjadi keputusamu, bapak dan ibu merestui, asalkan kamu berkerja yang benar dan halal.”

Adit pun mulai berfikir kemana ia akan mencari kerja. Dan pas saat hari itu juga pak slamet membutukan pekerja  untuk mengola sawahnya. Sehingga adit pun dipanggil untuk berkerja di sawahnya, adit pun menerima tawaran pak slamet. Awal dia berkerja semua baik-baik saja, tetapi setelah ia berberapa minggu berkerja, adit pun merasa tidak betah akibat perlakuan pak slamet yang semena-mena terhadap semua perkerjanya dan tidak memikirkan perasaan pegawainya. 

Di samping itu juga gaji yang diberikan pak slamet tidak sebanding dengan tenaga yang dikeluarkan oleh adit untuk berkerja,Dan adit pun memutuskan untuk berhenti berkerja di pak slamet. Selang beberapa hari pak slamet pun mendatangi rumah pak nugroho untuk menagih hutang pak nugroho,pada saat itu pak nugroho pun sedang tidak memiliki uang sedikit pun. Pak slamet yang sombong itu pun mecaci-maki pak nugroho, Adit pun mendengar perkataan pak slamet merasa sakit hati dan untuk itu adit pun memiliki ambisi untuk mengangkat derajat keluarganya agar tidak  di rendahkan oleh orang lain. Terlintas dipikiranya untuk meratau ke kota. Hari itu juga adit memita izin kepada orang tuanya. Adit diperbolehkan tetapi dengan syarat dia bisa menjaga diri dan slalu memberi kabar.

Di kota adit tinggal disebuah kontrakan yang sangat tidak terawat, di tempat tinggal barunya adit pun memiliki teman baru yaitu asep. Asep bersifat lugu,dan baik hati.Di kota adit awalnya berkerja sebagai penjual koran,tidak berada kepada orang tuanya dikampung yang jadi enjual siomay keliling dan buru cuci dirumah bu izah. Setiap pagi adit pergi ke pengempul koran dan ia menjualnya di lampu merah, namun pekerjaan ini tidak berlangsung lama. Pekerjaan demi perkerjaan sudah ia lakukan tetapi tidak ada yang membuat dia menjadi sukses. Dan muncul ide untuk berjualan siomay seperti bapaknya.

Adit pun mulai menjual siomay ikannya dengan berkeliling seperti bapaknya, perkerjaan ini dia lakukan dengan penuh kesabaran dan kerja keras,keuntungan yang dia peroleh juga sebagian ia kumpulkan dan dengan uang tabunganya diainvestasikan dengan membuat sebuah warung yang sederhana. Siomay milik adit ini sangat enak dan digemari oleh masyarakat dan anak-anak, hari berganti hari ,bulanberganti bulan, dan tahun berganti tahun. Siomay milik adit berkembang  pesat dan dia sudah memiliki 2 warung siomay yang sudah terlihat bagus. Warung itu di beri nama”Siomay ikan pak nugroho” tetapi adit belum puas disitu,dia masih ingin berkerja keras lagi dan ingin membuka cabang diberbagai kota. 

Akibat kegigihan nya,sekarang ia sudah memiliki 20 cabang dipulau jawa.Keluarga pak nugroho pun sudah menjadi keluarga yang mampu dan ia pun sekarang tinggal di perumahan yang elit di jakarta. Siomay yang awalnya keliling sekarang mejadi lestoran terkenal semua ini akibat kegigihan dan kerja keras seorang anak yang cerdas dan igin mengangkat derajat orang tuanya.Itulah cerita keluarga pak nugroho yang sederhana dan penuh kesabaran.

Karya : Novita Anggareni
Smk Pgri 1 Cibinong

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Tulis Komentar Kalian

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel